ADAM SMITH PASTI MENANGIS……….!

|




Kemarin, ketika krisis keuangan lagi hot-hotnya, U.S.A. bail out 700 m $, begitu juga Negara-negara lain ikut-ikutan mem’bailout. Katanya sih untuk mencegah efek krisis yang lebih parah. Penghuni house of represenative’pun tidak berbeda, pusying dan berusaha untuk mengatasinya. Kemudian Adam Smith menangis…..

Pasar bebas, penawaran akan menemukan permintaannya sendiri, negara adalah penjaga malam, dan invisible hand, those all are nothing. Pasar ternyata tidak bebas, ternyata pioneer pasar bebas ikut campur ke dalam pasar. U.S. gov akhirnya turun tangan juga, bersamaan dengan itu remuklah pasar bebas. Negara adalah penjaga malam, dan nyatanya juga penjaga siang, Negara akhirnya menjaga segalannya, U.S. gov turun tangan juga untuk menjaga market stability, maka hancurlah konsep pasar bebas. Invisible hand ternyata benar-benar invisible, hingga akhirnya U.S. gov menampakan tangannya sendiri. Bersamaan dengan itu semua, Adam Smith menangis…..

Saya katakan, semua ada masanya, dan pembuktian pasti adanya. …………
Selamat tinggal pasar bebas, selamat tinggal invisible hand, all of you just end.
And so with capitalism..!!

ni pendapat pribadi dari sekedar komentar... sori...sori... agak berapi-api.... lagi sedikit panas sih... maaf kalo kata-katanya kurang pas..... maaf...

PRITA MULYASARI DAN KEBEBASAN BERPENDAPAT

|




Rumah Sakit Omni Internasional vs Prita Mulyasari, still continuing….. beragam tanggapan dari masyarakat muncul karena kasus ini, dan sebagian besar dari mereka mempunyai pandangan dan pendapat yang sama. Prita, menurut pandangan sebagian besar masyarakat –kalau tidak bisa dikatakan seluruhnya-, ditempatkan sebagai pihak yang ‘terdzolimi’. Dan mungkin begitu pula pandangan dari anda.

Terlepas dari berbagai macam pendapat, tentu saja harus kita sadari bahwa standar penentuan salah benarnya sesuatu bukanlah sedikit banyaknya suara atau orang yang mendukung, dan tidak pula ditentukan dengan perasaan kita, karena masing-masing orang mempunyai perbedaan karakter, termasuk sensitivitas perasaan. Namun hukumlah –terlepas dari berbagai macam jenis hukum- yang menentukan benar salahnya, dengan mengamati dan mendalami fakta kasus secara mendalam terlebih dahulu.

untuk kasus prita dengan rumah sakit omni ini, masing-masing tentu mempunyai pendapat dan pandangannya sendiri-sendiri yang tentu saja berlainan dan bahkan mungkin bertentangan. Dalam tinjauan saya, melalui sudut pandang prita, makat tentu saja tendensi penilaian ‘lebih benar’ jatuh kepada prita. Salah satu alas an yang memperkuat adalah masalah kebebasan berpendapat masyarakat, dan hal ini dijamin oleh Negara.

Apapun itu, entah siapa yang lebih benar dan tidak lebih benar, kasus prita ini telah memberikan pengaruh ketakutan kepada masyarakat untuk memberikan dan menyatakan pendapatnya,dalam bingkai kebebasan berpendapat tentang apapun.

 

©2009 My Perspective | Template Blue by TNB