ANTARA RELATIFITAS KEBAIKAN DAN KEABSOLUTAN KEBENARAN

|

ANTARA RELATIFITAS KEBAIKAN DAN KEABSOLUTAN KEBENARAN

Kebaikan adalah apa yang dianggap baik oleh manusia. Sesuatu yang menyenangkan dan yang mampu membuat kebahagian bagi manusia adalah kebaikan. Sedangkan sesuatu yang memberi dan menjadikan kesusahan dan kesengsaraan adalah hal yang buruk dan tidak menyenangkan, oleh karenanya termasuk keburukan. Sebagian besar manusia –jika tidak dikatakan seluruhnya- mempunyai pandangan yang serupa tentang hal ini. Sehingga kebaikan dan keburukan selalu begitu dekat dengan apa yang manusia rasakan, yaitu kesenangan atau kesengsaraan. Ya, kesenangan dan kesengsaraan.
Manusia, sebagai makhluk Tuhan, diberikan potensi dalam dirinya, termasuk fitrah manusia untuk cinta pada kebahagiaan dan benci terhadap kesusahan, menyukai keindahan dan kecantikan dan menjauhi kejelekan dan keburukan. Oleh karenanya manusia, semuanya, masing-masing mampu mengenali hal mana yang merupakan kebaikan, yaitu yang menyenangkan, dan hal mana yang merupakan keburukan, yaitu yang menyengsarakan.
Begitulah manusia diciptakan untuk bisa mengenali kebaikan dan keburukan, dan dalam hal ini semua manusia waras serupa. Hanya saja semua manusia mempunyai karakter yang berbeda, termasuk dalam ranah pemikiaran, yang dengannya manusia selalu cenderung mengambil sudut pandang dalam melihat fakta. Oleh karenanya meskipun manusia mampu mengidentifikan kebaikan dan keburukan, namun pada akhirnya manusia akan sering berbeda dalam pengklasifikasian fakta tertentu, apakah termasuk kebaikan ataukah keburukan. Hal ini tentu tiada lain karena masing-masing manusia mengambil sudut pandangnya masing-masing melalui sudut-sudut khas yang berbeda.
KEBAIKAN YANG RELATIF
Inilah fakta manusia dalam memandang kebaikan dan keburukan, yang pada akhirnya mengantarkan pada kesimpulan tentang baik dan buruk yang terbatas, yang oleh karenanya konsep kebaikan dan kebenaran yang demikian menjadi konsep akan nilai baik buruk yang relatif, tidak mutlak. Semua ini karena nilai baik dan buruk disandarakan pada kesenangan dan kesusahan yang bertolak dari pemikiran manusia, dimana masing-masing mempunyai latar belakang keluarga, pendidikan, masa kecil, lingkungan, dan pergaulan yang berbeda. Dalam hal ini, akhirnya kebaikan dan keburukan menjadi hal yang abu-abu, samar, dan tidak tegas.
Fenomena konsep baik buruk, pada tingkat penilaian akan ke-shahihan-nya menjadikan manusia menjadi permisif, bahkan begitu permisif pada hal tertentu. Sikap permisif ini tiada lain karena ketidakmampuan manusia untuk membuat konsesi bersama tentang nilai baik buruk pada masalah-masalah yang kontrofersial, dan ini begitu banyak, dan tentu saja jauh lebih banyak dari masalah-masalah dimana manusia mampu mengambil posisi sudut pandang yang sama dan menghasilkan kesimpulan yang sama, entah baik atau buruk.
KEBENARAN
Oleh karenanya, konsep baik buruk yang demikian bertempat agak jauh –atau mungkin sangat jauh- dari kebenaran. Hal ini tentu saja karena konsep kebenaran adalah konsep hitam putih yang mutlak, yang tidak mengizinkan pasukan abu-abu berdiam di dalamnya, dan dengannya hanya akan ada kejelasan dan ketegasan. 
Kebenaran adalah konsep yang hanya mengenal benar dan salah. Sedangkan kebaikan adalah esensi utama dari kebenaran, sedangkan keburukan adalah unsur yang tidak pernah akan ada dalam kebenaran. Sehingga kebenaran pasti adalah kebaikan, tetapi kebaikan –dalam pandangan manusia- belum tentu kebenaran. Begitu juga dengan keburukan –dalam pandangan maunusia- belum tentu merupakan keburukan secara hakikat.
Kebenaran adalah hal yang seyogyanya menjadi panutan dan pedoman dalam mengambil sudut pandang dalam berfikir dan bertindak, bukan lagi kebaikan dalam timbangan manusia yang relatif, yang abu-abu dan kompromistis. Karena di dalam kebenaran telah berdiam kebaikan secara hakikat. Sehingga, kebenaranlah yang harus dicarai dan didapatkan oleh seluaruh manusia, yang dengannya manusia akan mendapatkan kebaikan sejati yang putih, dan mendapati hal mana yang merupakan keburukan yang sejati yang hitam yang harus dihindari.
By the way, manakah kebenaran itu???!!

 

©2009 My Perspective | Template Blue by TNB